-->

Sejarah dan Karomah Abah Anom Menurut Pandangan 4 Ulama Besar Dunia

hpk
sejarah abah anom

 
Sejarah dan Karomah Abah Anom - islamidina.id,- Assalamualaikum wr wb sahabat muslim dimanapun berada. Yang Insyaallah selalu mendapat berkah dan ridho Allah SWT ... Aamiin
 
Pernah mendengar tentang Sejarah Seorang Waliyullah dari Tanah Sunda yang bernama abah anom
 
Sebagian besar mungkin sudah mendengarnya. Bagi yang belum pernah mendengar namanya maka dalam artikel ini kita akan bahas tentang sejarah abah anom sebagai salah satu waliyullah yang mempunyai banyak karomah di Tanah Sunda.
 
Indonesia memang negara yang diberkahi oleh Allah SWT, ini dapat terlihat dimana muslim merupakan mayoritasdi negara ini.
 
selain itu juga di Indonesia banyak dilahirkan ulama - ulama besar yang turut menyebarkan dan berdakwah dalam Islam.
 
 
Salah satu ulama dan juga disebut sebut waliyullah oleh masyarakat khususnya oleh masyarakat sunda adalah abah Anom.
 
Siapa suh sebenarnya abah anom ? bagaimana sepak terjang beliau dalam berdakwah ? bagaimanan menurut pendapat para ulama.
 
Baiklah kita akan jelaskan sedikit tentang sejarah abah anom menurut 4 ulama besar tentang siapa dan bagaimana abah anom di pandangan mereka. berikut kata 4 ulama tersebut.

1). Imam Besar Ahlussunnah al Arif Billah As Sayyid Muhammad bin Alwi al Maliki al Hasani.


Kisah ini diambil dari majalah Nuqthoh terbitan no 9 tanggal 26 januari 2010 M, hal 32 dengan judul “Mengenal Abah Anom melalui pandangan batinnya”

KH. Dodi Firmansyah* ditanya oleh almarhum Sayyid Muhammad Al-Maliki Al-Hasani Ra pada saat 40 hari menjelang wafatnya. Kiyai muda asal Garut tersebut terperanjat saat al-‘alamah tersebut tiba2 menanyakan sosok guru yang telah menanamkan kalimat agung dilubuk hatinya. 

Lebih terkejut lagi saat Ulama tersebut “tercekat” sewaktu disebutkan nama Syeikh Ahmad Shohibul wafa Tajul ‘Arifin. Secara sepontan Al Imam al Alim al Alamah al Arif Billah Muhadits al Musnid al Mufasir Qutb al Haramain Syeikh Muhammad al Maliki al Hasni al Husaini as Syadzili Mekah menyebutkan bahwa "Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin adalah Sulthonul Awliya fi hadza zaman "( Rajanya para Wali pada zaman ini ) bahkan beliaupun menyebutkan QODDASALLAHU SIRROHU bukan rodliyallohu ‘anhu seperti yang kebanyakan disebutkan oleh para ikhwan.

Walaupun secara dhohir Syeikh Muhammad Alawy Al-Maliki belum bertemu dengan Abah Anom namun keduanya telah mengenal di alam ruhani yang tak dibatasi ruang dan waktu.

*Sekilas profil KH.Dodi Firmansyah Usianya masih muda kelahiran garut tahun 1978. Sejak usia SMP ia dikenal ahli hikmah sedangkan ketertarikan dalam dunia tasawwuf ia belajar ke Pondok Pesantren Suryalaya sejak dimulai kelas 4 SD. 

Kiai ini pernah di didik langsung oleh almarhum Al-Alamah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki r.a di mekkah selama 6 tahun. Pulang mesantren dari mekkah pada tahun 2006, kiyai ini menikah dengan Hj.Siti Fatimah putri seorang pengusaha asal Tasikmalaya dan dikaruniai putra yang diberinama M.Lutfi L. Makki.


2). Alimul Allamah Asy Syeikh Muhammad Zaini Abdul Ghani Al 'Aidrus ( Guru Sekumpul ).


Ada cerita menarik dari Subhan seorang Dosen IAILM Suryalaya pernah silaturahmi kepada Tuan Guru Ijai Martapura Kalimantan Selatan. Tuan guru Ijai menyebutkan 'SYEH A. SHOHIBUL WAFA TAJUL ARIFIN ADALAH LAUTAN THORIQOH.'

Abah Guru Sekumpul dikenal sebagai seorang Wali Mursyid yg masyhur yang di kunjungi para alim ulama Habaib dari belahan dunia. Alimul ‘allamah Al ‘Arif Billah Asy-Syekh Muhammad Zaini Abd. Ghani pernah menyampaikan bahwa SYEIKH SHOHIBUL WAFA TAJUL ARIFIN ADALAH LAUTAN THORIQOH berita ini pun disampaikan langsung ke Abah Anom dan di balas oleh Abah Anom SYEIKH MUHAMMAD ZAINI ABDUL GHANI ADALAH LAUTAN ILMU.

3). Mursyid Thoriqoh Naqsyabandi Al-Haqqani, As-Sayyid Al-‘Alamah Al-‘Arif billah Syeikh Mohammad Nazim Adil al-Haqqani, sufi kenamaan dari Cyprus-Turkey.


Syaikh Nazim Adil al-Haqqani r.a suatu ketika bermunajat pada Allah dan mengajukan pertanyaan kepadaNya, "Siapakah manusia yang paling ikhlas di muka bumi sekarang ini .... ? Dan Beliau mendapatkan jawabannya orang itu adalah Syeikh A. Shohibul Wafa Tajul Arifin carilah dia di bumi bagian timur. Akhirnya beliau pergi ke Indonesia Tahun 2001 jumpa Abah Anom di Suryalaya.

Kedudukan Abah Anom sebagai Sulthonul Awlia telah di akui sejak tahun 2001 yang lalu oleh para Ulama Sufi dan mereka telah mengakuinya hingga Wafatnya. Saat wafatnya Abah Anom September 2011, Pengakuan langsung datangnya dari Syeikh Hisyam Kabbani kepada KH. Wahfiudin via email juga mengungkapkan Abah Anom sebagai Sulthon ( Raja ) para Aulia meninggalnya sangat beruntung berkumpul bersama para Nabi dan para Wali.

Dalam majalah sintoris (Sinar thoriqoh islam) disebutkan As-Sayyid Al-‘Alamah Al-‘Arif billah Syeikh Mohammad Nazim Adil al-Haqqani r.a pernah mengatakan bahwa Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin adalah WALI AGUNG DITIMUR JAUH.. hal itu pernah disampaikan juga di kampus oleh KH.Wahfiuddin setelah Syeikh Mohammad Nazim Adil al-Haqqani ke P.P. Suryalaya menemui Abah anom. Pada kesempatan bertemu dg Abah Anom Syeikh Nazim juga menyampaikan pidatonya di Pondok Pesantren Suryalaya tgl.05 Mei 2001

Berikut ini isi pidato beliau:

“Banyak para alim ulama dan para cendikiawan muslim memberikan pengetahuan agama kepada umat, pengetahuan itu bagaikan lilin-lilin, apalah artinya lilin-lilin yang banyak meskipun lilin-lilin itu sebesar pohon kelapa kalau lilin-lilin itu tidak bercahaya. Dan cahaya itu salah satunya berada dalam kalbunya beliau ( Syekh Ahmad Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin).

Saya tidak tahu apakah Nur Illahi yang dibawanya akan putus sampai pada beliau saja, atau masih akan berlanjut pada orang lain. Tapi saya yakin dan berharap, sesudah beliau nanti masih akan ada orang lain yang menjadi pembawa Nur Illahi itu.Siapakah orangnya, saya tidak tahu.
 
Maka Anda sekalian para hadirin, ambillah Nur Illahi itu dari beliau saat ini. Mumpung beliau masih ada, mumpung beliau masih hadir di tengah kita, sulutkan Nur Illahi dari kalbu beliau kepada kalbu anda masing-masing. 
 
Sekali lagi, dapatkanlah Nur Ilahi dari orang-orang seperti Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul ‘Arifin.Dari kalbu beliau terpancar pesan-pesan kepada kalbu saya. Saya berbicara dan menyampaikan semua pesan ini bukan dari isi kalbu saya sendiri. Saya mengambilnya dari kalbu beliau. 
 
Di hadapan beliau saya terlalu malu untuk tidak mengambil apa yang ada pada kalbu beliau. Saya malu untuk berbicara hanya dengan apa yang ada pada kalbu saya sendiri.” -tamat ringkasan pidatonya
__________________________
--Pidato Syekh Nazim diatas juga pernah dimuat di Majalah Sufi dg Judul “Lilin-lilin tapi tidak bercahaya”

Bagi mereka yang mencintai perjalanan kerohanian, dan berkesempatan berhadapan dengan Abah Anom di Suryalaya, pasti akan terasa kehaibatannya dan getarannya yang mengharukan, kerana beliau ibarat ''bapa'' kita, yang tidak berkesempatan berjumpa dengan kesemua ''anak-anak''nya . Ramai yang menangis bila berhadapan dengan Abah buat kali pertamanya samada penziarah itu termasuk dari para pengikutnya mahupun selain mereka. Ketika ingin pulang ke tanah air sahaja, akan terasa kesedihan yang amat sangat, persis perasaan yang sama ketika meninggalkan 'Ka'batullah '. Alfaqir sendiri mengalami perkara yang sama, walaupun berkali-kali berkujungan ke Surayalaya, yang anehnya, ketika detik-detik ingin pulang, kita terasa seolah-olah tidak dapat berjumpa dengan Abah lagi..ada yang memeluk Abah dengan eratnya, ada yang menangis tidak terkawal dan sebagainya. Mengikut hemat alfaqir, ini adalah kesan bagi maqam 'ka'batul wasilin' yang pernah diberikan Allah SWT kepada Sheikh Abdul Qodir Al-Jailani q.s.

Kejadian sama berlaku ketika Sheikh Nazim berkunjungan ke Abah, selepas mengucapkan selamat tinggal kepada Abah yang berkerusi roda di dalam madrasah ketika itu, Sheikh Nazim beserta rombangan meninggalkan madrasah keluar ke mobil-mobil masing-masing untuk berangkat pulang, anehnya apabila semua sudah berada di dalam kenderaan masing-masing, Sheikh Nazim masih belum menaiki mobilnya, beliau seolah-olah tidak terdaya untuk naik kenderaannya , beliau patah balik masuk ke madrasah mengucapkan selamat jalan buat kali keduanya kepada Abah. Ini berlaku sehingga 3 kali, masuk madrasah keluar balik, masuk madrasah keluar balik,....... Sheikh Nazim 'tidak berdaya menaiki kenderaannya 'mungkin' oleh kerana perasaan cinta dan kasih yang amat sangat menegahnya untuk berpisah dengan Abah.

Abah mengesan perasaan yang menyelimuti Sheikh Nazim, Abah meminta para pembantunya agar beliau di bawa keluar dari madrasah sehingga mengiringi para tetamu di lapangan perpisahan di hadapan kenderaan mereka masing-masing. Ketika itu Sheikh Nazim berjumpa sekali lagi dengan Abah Anom mengucapkan 'Selamat Jalan'nya yang terakhir. Pada waktu itu satu , Abah mengeluarkan dari sakunya sebentuk cincin permata merah di hadiahkan kepada Sheikh Nazim. Barulah Syeikh Nazim kelihatan kuat untuk meninggalkan tempat itu.


Sebahagian dari karomah Abah yang masyhur , apabila ingin memberi sesuatu kepada orang-orang yang di sayangi, cukup dengan menyeluk sakunya , akan adalah cincin atau tasbih atau apa sahaja yang di tentukan Allah SWT buat ketika itu.

4). Habib Ali Batu Pahat (Malaysia)


Satu makluman kami peroleh dari Alfadhil Ustaz Mukhtar Bin Habib ketika beliau berkunjungan ke Batu Pahat mengunjungi Almarhum Habib Ali. Almarhum Habib Ali adalah salah seorang wali Allah dan ahli mukasyifiin dari para hambaNya. Alfaqir sendiri sudah tiga kali menziarahi beliau, pada awal tahun 1997.

Banyak yang tidak mengenal Habib Ali ini sehingga Almarhum Al-Allamah Habib Omar bin Abdullah Al-Khatib mengkhabarkan kewaliannya kepada para muridnya di Singapura. Selepas kewafatan Habib Omar, barulah para murid berkunjungan ke rumah Habib Ali ini. Nama lengkapnya ialah Habib Ali bin Jakfar bin Ahmad bin Abdul Qadir Alaydrus.

Rumah Habib Ali yang sangat sederhana itu senantiasa penuh dengan para tamu dari Singapura. Diantara karomahnya ialah, apa yang kita bicarakan dalam perjalanan ketika hendak mengunjunginya, nanti sesudah berjumpa dengan beliau, selepas beramah tamah, beliau akan membawa perbincangan yang seolah-olah menyambung dg perbincangan yang di bahas dalam perjalanan.

Almarhum Habib Ali, sangat teliti dan halus perhatiannnya, beliau selalu memilih perkataan yang tepat untuk berbicara agar tidak keterlaluan atau berkurangan dalam ekspresinya.

Di khabarkan kepada kami , bahwa Ustadz Mukhtar ketika melanjutkan pengajiannya di Pondok Pesantren Suryalaya, beliau berkunjungan ke Batu Pahat mengunjungi Habib Ali untuk mendapatkan doa beliau. Pada tahun 2004 atau 2005, Ustadz Mukhtar ketika pulang bercuti ke tanah air (Singapura) , beliau mengunjungi Habib Ali lagi. Saat ditanya oleh Habib Ali mengenai tempat pengajiannya, Ustadz Mukhtar menjawab bahwa beliau belajar di bawah bimbingan Abah Anom. Ketika Habib Ali mendengar nama Abah Anom beliau mengatakan :

" ABAH ANOM ADALAH PENEGAK AGAMA ISLAM".- tamat kata-kata almarhum habib.

Kata-kata Habib Ali mengembirakan Ustadz Mukhtar karena Habib Ali sangat teliti orangnya dalam memberikan komentar atau makluman, ditambahkan lagi beliau seorang wali Allah.

Penegak agama Islam dalam istilah Tasawuf yang terdekat ialah sebutan "Muhyiddin'' yang berarti "Penghidup Agama''. Dengan seseorang itu berjaya menghidupkan agama artinya dia telah menegakkan agama, dan jika seseorang itu mematikan nilai-nilai agama artinya dia telah menghancurkan agama.-Alfaqir

0 Response to "Sejarah dan Karomah Abah Anom Menurut Pandangan 4 Ulama Besar Dunia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel